Sunday, March 30, 2008

etika bicara

pembahasan RPTP kemaren seru bgt, apalagi pas hr jumat sesi terakhir, katanya sampe ada yg mo berantem...tp gw gak liat sendiri seh, soalnya ketiduran d kost :-P. pas hr terakhir pembahasan, kabalai ngasih masukan sekaligus nutup acara, beliau bilang supaya etika itu hrs dipakai, gmn bicara dlm rapat, etika berpakaian, dll. yah...kayaknya gw jg kadang gak ngikutin etika rapat, kadang gw ngobrol jg ma tmn pas pembahasan itu. tp yg paling utama, mungkin adalah etika berbicara, dlm rapat itu sebaiknya etika bicara sopan, tidak menyerang apalagi menghujat, hrs dipake jg, jgn dianggap kyk d pasar...mungkin malah d pasar jg hrs pake etika, masa jual beli kyk org berantem...gak laku donk dagangannya...dmn pun berada sopan santun itu hrs dijaga, baik bicara maupun kelakuan....jgn sampe dikatain org yg gak punya etika...kasian donk ortu qt yg udah ngajarin qt supaya jd org yg bagus akhlaknya....kasian donk Rasulullah SAW (bagi umat muslim) yg harusnya jd tauladan qt dlm berakhlak, kok gak qt tauladanin....

ngomong2 ttg etika bicara, berikut ini adalah etika bicara yg gw kutip dr Judul Asli Al-Qismu Al-Ilmi, penerbit Dar Al-Wathan, penulis Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz bin Baz, versi Indonesia "Etika Kehidupan Muslim Sehari-hari"

Hendaknya pembicaraan selalu di dalam kebaikan. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya: “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisik-bisikan mereka, kecuali bisik-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah atau berbuat ma`ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia”. (An-Nisa: 114).

Hendaknya pembicaraan dengan suara yang dapat didengar, tidak terlalu keras dan tidak pula terlalu rendah, ungkapannya jelas dapat dipahami oleh semua orang dan tidak dibuat-buat atau dipaksa-paksakan.

Jangan membicarakan sesuatu yang tidak berguna bagimu.
Hadits Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam menyatakan: “Termasuk kebaikan islamnya seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna”. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

Janganlah kamu membicarakan semua apa yang kamu dengar.
Abu Hurairah Radhiallaahu ‘anhu di dalam hadistnya menuturkan : Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: “Cukuplah menjadi suatu dosa bagi seseorang yaitu apabila ia membicarakan semua apa yang telah ia dengar”.(HR. Muslim)

Menghindari perdebatan dan saling membantah, sekali-pun kamu berada di pihak yang benar dan menjauhi perkataan dusta sekalipun bercanda. Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Aku adalah penjamin sebuah istana di taman surga bagi siapa saja yang menghindari bertikaian (perdebatan) sekalipun ia benar; dan (penjamin) istana di tengah-tengah surga bagi siapa saja yang meninggalkan dusta sekalipun bercanda”. (HR. Abu Daud dan dinilai hasan oleh Al-Albani).

Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa.
Aisyah Radhiallaahu ‘anha. telah menuturkan: “Sesungguhnya Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam apabila membicarakan suatu pembicaraan, sekiranya ada orang yang menghitungnya, niscaya ia dapat menghitungnya”. (Muttafaq’alaih).

Menghindari perkataan jorok (keji).
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Seorang mu’min itu pencela atau pengutuk atau keji pembicaraannya”. (HR. Al-Bukhari di dalam Al-Adab Mufrad, dan dishahihkan oleh Al-Albani).

Menghindari sikap memaksakan diri dan banyak bicara di dalam berbicara. Di dalam hadits Jabir Radhiallaahu ‘anhu disebutkan: “Dan sesungguhnya manusia yang paling aku benci dan yang paling jauh dariku di hari Kiamat kelak adalah orang yang banyak bicara, orang yang berpura-pura fasih dan orang-orang yang mutafaihiqun”. Para shahabat bertanya: Wahai Rasulllah, apa arti mutafaihiqun? Nabi menjawab: “Orang-orang yang sombong”. (HR. At-Turmudzi, dinilai hasan oleh Al-Albani).

Menghindari perbuatan menggunjing (ghibah) dan mengadu domba. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya: “Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain”.(Al-Hujurat: 12).

Mendengarkan pembicaraan orang lain dengan baik dan tidak memotongnya, juga tidak menampakkan bahwa kamu mengetahui apa yang dibicarakannya, tidak menganggap rendah pendapatnya atau mendustakannya.

Jangan memonopoli dalam berbicara, tetapi berikanlah kesempatan kepada orang lain untuk berbicara.

Menghindari perkataan kasar, keras dan ucapan yang menyakitkan perasaan dan tidak mencari-cari kesalahan pembicaraan orang lain dan kekeliruannya, karena hal tersebut dapat mengundang kebencian, permusuhan dan pertentangan.

Menghindari sikap mengejek, memperolok-olok dan memandang rendah orang yang berbicara. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا يَسْخَرْ قَومٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

yang artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokan), dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokan). (Al-Hujurat: 11).

tp mungkin akhlak gw jg masih ancur ya....tp gw bakal trs berusaha....se'gaknya biar ucapan gw gak nyakitin org lain....gaswat kan klo ada org yg jd ngerasa terdzolimi gara2 omongan n kalakuan gw....apalgi klo sampe jd ilfeel, sakit hati, dendam kesumat...wuih...suerrrem buuaaanget kan...

yah...buat yg pernah ngerasa tersinggung, tersakiti ma omongan n kelakuan gw, sengaja atau gak sengaja...sorry dech...maafin lahir bathin ya! kan Allah suka ma org yg pemaaf... :-)

1 comment:

Belajar ngeblog said...

setuju sus, emang harus dengan niat yang tulus lah